Home » » Islam dan Valentine Day

Islam dan Valentine Day

Asal Usul Valentine Day – Hari Valentine identik dengan kasih sayang. Padahal kalau kita bicara kasih sayang, sesungguhnya kasih sayang itu selalu ada di setiap saat dan setiap waktu. Tanpa hari apapun, detik apapun, jam berapapun, tanggal berapapun, bulan apapun dan tahun apapun kasih sayang selalu ada disetiap diri manusia, baik kasih sayang kepada saudara-saudara seagama maupun di luar agama. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sejarah hari valentine berawal dari Pendeta Santo yang bernama Shen Valentine. Dia dipaksa untuk keluar dari agama Nasrani oleh Kaisar, lalu kemudian Shen Valentine ini menentang apa yang diinginkan oleh Kaisar, lalu kemudian Shen Valentine siap untuk jadi martir untuk mengumpulkan bala tentara laki-laki untuk kemudian menentang dan ingin melawan apa yang menjadi kebijakan Kaisar Romawi saat itu. Lalu kemudian singkat cerita, Shen Valentine ini menentang kebijakan bahwa Kaisar itu tidak ingin laki-laki pada saat itu menikah, karena harus berperang, tapi kemudian Shen Valentine ini menentang kebijakan Kaisar dan kemudian meningkahkan remaja-remaja laki-laki dan perempuan saat itu yang ada di zamannya. Akhirnya diputuskanlah satu keputusan hukum bahwa Shen Valentine ini harus di hukum mati. Dan inilah yang menjadi titik awal bagaimana sejarah Valentine itu diperingati (Ust. Solmed).
Dari sejarah valentine itulah, perayaan hari valentine khususnya di Negara Indonesia menjadi pro-kontra terutama bagi mereka yang beragama islam.
 
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri ‘terjun’ dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut ‘Syuhada’) yang kerana kesalahan dan bersifat ‘dermawan’ maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 – 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai ‘upacara keagamaan’.
Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’ tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi ‘perayaan bukan keagamaan’. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta ‘supercalis’ kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai ‘hari kasih sayang’ juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu ‘kasih sayang’ itu mulai bersemi ‘bagai burung jantan dan betina’ pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti ‘galant atau cinta’. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang ‘martyr’ bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment (hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak ‘akidah’ muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.
Pandangan dan Larangan Islam Terhadap Valentine
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan (bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w: “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 : “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
Menyikapi Hari Valentine
Buat mereka yang ingin merayakan valentine dan meyakini ini adalah satu hari yang suci “misalnya” silakan anda merayakan dan kita umat Islam jangan mengganggu. Dan bukan cuman tidak boleh mengganggu tapi juga jangan ikut-ikutan melakukan hari raya valentine. Tidak usah ikut-ikutan, kenapa? Karena di dalam agama Islam seluruh hari setiap detik, setiap waktu adalah hari kasih sayang yang setiap muslim harus senantiasa menebar cinta dan kasih sayang sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an “Wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil’aalamiin” Tidaklah Aku utus kecuali kau Muhammad diutus sebagai rahmat alam semesta sebagai orang yang diutus untuk menebar cinta dan kasih sayang di dunia ini, bahkan bukan hanya cinta dan kasih sayang kepada manusia tapi cinta dan kasih sayang kepada binatang, cinta dan kasih sayang kepada tumbuhan, kalau kita mau ikut ini, maka Insya Allah tidak ada lagi penggundulan hutan secara liar. Tidak ada lagi hewan langka, binatang langka yang kemudian maen tembak, main potong di Indonesia ini kalau kita mau memahami dan melaksanakan kasih sayang yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Kenapa orang tidak boleh merayakan valentine. Valentine itu kan identik dengan kasih sayang yang menyimpang, bukannya kasih sayang melainkan kasih sahwat. Pada hari itu, pada malam itu banyak anak-anak muda yang mojok di pinggiran. Dari tempat yang sepi berdoaan modal coklat doing, setelah dapat diberikan coklat kepada si wanita banyak anak-anak muda kita yang kehilangan coklatnya, kehilangan kehormatannya. Kalau ini terjadi? Siapa yang rugi? Dengan kita ikut merayakan hari raya valentine berarti kita ikut menyiarkan kemaksiatan, berarti kita ikut mensyiarkan satu keburukan. Kalau untuk bicara kasih sayang, hari apapun, detik apapun, jam berapapun, tahun apapun, bulan apapun adalah kasih sayang untuk setiap muslim kepada saudara-saudaranya, baik yang seagama maupun di luar agama Islam.
Hari kasih sayang kita niatkan bukan untuk merayakan valentine. Jadi kalau memang kita cinta dan sayang kepada orang tua, kepada saudara, kepada kawan, kebiasaan ini jangan cuman dilakukan pada tanggal 14 Februari saja, itu nanti khawatir kemudian menjadi kebiasaan yang dianggap ikut-ikutan merayakan valentine. Setiap bulan kirimin surat kepada orang tua, jadi bisa disiasati sebenarnya. (Ust. Solmed).
Hal yang Harus Diperhatikan
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah ‘Valentine Day’.
1. Prinsip Dasar
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan ‘supercalis’ bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi ‘acara keagamaan’ yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
2. Sumber Asasi
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah, berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3. Tujuan
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. Operasional
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara. Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan (memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan ‘alternatif’ terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan ‘robot’ yang bernyawa.
Memberi dan Menerima Kado Valentin
Simple saja, kita tahu perayaan valentine lebih banyak madhorat dari pada manfaatnya dan kita tahu bahwa ini merupakan bagian dari hari raya non muslim. Untuk kita umat Islam hindarkan untuk saling menerima dan member hadiah atau apapun yang berkaitan dengan hari valentine. Tapi untuk dihari bulan dan waktu yang lain, saling memberi dan saling menerima adalah sesuatu tindakan yang terpuji. Kenapa demikian? Supaya jangan sampai ada kesan kalau kita umat islam ikut-ikutan memperingati hari valentine.
Kesimpulan
VALENTINE adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.
Referensi
• www.Tanbihul_ghafilin.tripod.com
• Ceramah Agama Ust. Soleh Machmoed (Solmed); Islam dan Akulturasi Budaya Asing. Damai Indonesiaku – TVOne.
Dari kutipan diatas, semua kembali pada diri kita masing-masing bagaimana kita khususnya yang beragama islam menyikapi perayaan hari valentin, apalagi sekarang kita sudah mempelajari sejarah hari valentine dan pandangan islam terhadap valentine.